Kumpulan cerita dan motivasi cinta

 photo Untitled-1_zpsfbab08d8.jpg
Powered by Blogger.

Wednesday, June 12, 2013

★ Coba Renungkan ★

☆ Ketika kamu berkata " Aku rela melepaskanmu dengan yg lain, asal kamu bahagia" Itu bohong..!! Sesungguhnya hatimu

tidak rela..

☆ Ketika kamu berkata "Jika kamu bahagia, aku juga ikut bahagia walau kau tak brsamaku" Itu bulsiiiitttt..! !

Sesungguhnya hatimu menangis..

☆ Ketika kamu berkata " Aku senang melihatmu tersenyum, walau aku tidak bisa memilikimu" Ah,, munafik..!!

☆ Orang bilang cinta tak harus memiliki..!!
Justru, itu mengajarkan kamu untuk menjadi orang munafik..
Kamu berpura² tidak menginginkannya , tapi sesungguhnya hatimu berkata ingin memilikinya, bahkan mungkin harus bisa

memilikinya.. Berjuang Sampe Titik Darah Penghabisan Itu Yang Namanya CINTA..

Tuesday, June 11, 2013


Hati Yang Lemah

Jika aku menempatkan hatiku di tanganmu, apakah kau akan menjaganya?
Dapatkah kau menghargai, mencintai dan melindunginya ?

Aku sebelumnya mempercaya orang lain, dengan katakata cinta yang indah
Tapi dia tidak mengerti dan mancampakkannya
Apakah kau akan seperti itu pula?

Jika kau tidak dapat menjaganya, aku akan menyimpannya dari kerapuhan

Saya bisa menyatukannya kembali, tetapi apakah itu akan tetap sama?
apakah katakata cinta mu, dapat menjaganya tetap utuh?

Cinta merupakan permainan yang membingungkan,
begitu juga hatiku selalu bingung dengan katakata cinta mu

Aku mulai berpikir mungkin, untuk menelusuri lagi bagaimana mencintai
Jika orang yang saya percaya dengan memperlakukan dengan lembut .... seperti burung merpati.

Tapi aku yakin kau mampu membuktikan
bahwa katakata cinta mu adalah nyata

sampai aku yakin hatiku akan kuat jika dalam genggamanmu

Thursday, June 6, 2013

Suatu ketika seorang bayi siap dilahirkan ke dunia, menjelang diturunkan ... sang bayi bertanya kepada TUHAN :
bayi : "para malaikat di sini mengatakan, bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi....bagaimana cara saya hidup di sana,saya begitu kecil dan lemah"
TUHAN : "aku telah memilih satu malaikat untukmu..ia akan menjaga dan mengasihimu"
bayi : "tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa ini cukup bagi saya untuk bahagia"
TUHAN : "malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih berbahagia"
bayi : "dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"
TUHAN : "malaikatmu akan mengajarkan..bagaimana cara kamu berdoa"
bayi : "saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat,siapa yang akan melindungi saya"?
TUHAN : "malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun"
bayi : "tapi saya akan bersedih karena tidak melihat engkau lagi"
TUHAN : "malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaku, walaupun sesungguhnya aku selalu berada di sisimu"
saat itu surga begitu tenangnya...sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya
bayi : "TUHAN..........jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahuku, siapa nama malaikat di rumahku nanti"?
TUHAN : "kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu...... I B U ..."

kenanglah ibu yang menyayangimu.. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi... Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..Ingatkah engkau..ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkan engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit...Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan..Kembalilah...mohon maaf...pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang,ketika ibu telah tiada...Tak ada lagi di depan pintu yang menyambut kita...,tak ada lagi senyuman indah...tanda bahagia.. Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..yang ada hanyalah baju yang digantung di lemarinya.. Tak ada lagi..dan tak akan ada lagi.. Yang akan meneteskan air mata mendo'akanmu disetiap hembusan nafasnya.. Pulang..dan kembalilah segera...peluklah ibu yang selalu menyayangimu..
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya..
Aku Lisa , sekarang aku kuliah di sebuah perguruan tinggi. Dan aku mempunyai seorang pacar , namanya Ardi , Ardi sangat mencintaiku , akupun mencintainya tapi itu dulu ,
semenjak aku belum mengenal ihsan teman baik Ardi . Kebetulan aku, Ardi dan Ihsan memang satu kampus .
Pagi itu Ardi seperti biasa menjemputku .
"Say, lama ya nunggunya . " Ardi turun dari mobil'y dan membukakan pintu mobil untuk ku .
"Ya, sudah biasa ." Jawab ku cuek, sambil segera duduk .
Setibanya di kampus Ihsan sudah ada di parkiran , dia duduk di motor Ninja nya.
"Wah Ihsan sungguh keren." Pikirku, akupun terkagum-kagum melihatnya.


Aku dan Ardi pun turun dari mobil, dan mengampiri Ihsan .
"Hey, sob lagi ngapain pagi-pagi bengong aja sendiri lo,, pasti lagi nyari mangsa Lo yaa, ." Tegur pacarku Ardi.
"Gila aja lo, gue kan lagi nunggu lo. Kan gue blum ngerjain tugas dari Pak johar, jadi gue nunggu lo, buat nyontek, lama bener sih Lo." Jelas Ihsan, sambil turun dari motornya .
"Yaeelah, ternyata itu toh , nih." Ardi memberikan buku catatan nya pada Ihsan.
"Yu akh , kita tinggal dulu ya." Papar Andri sambil menggandengku.
"San , duluan ya." senyum ku padanya . Dan OMG ihsan pun membalas senyumanku . 
------------
Sebulan aku merasakan perasaan yang lain pada Ardi , aku sudah tak mencintainya , dulu aku sangat mencintainya. Tapi sekarang rasa itu tlah tiada, dan tlah pudar. Rasa itu sekarang tergantikan oleh Ihsan, ingin rasanya aku mengungkapkan perasaan ku pada Ihsan, tapi rasa bersalah ku slalu timbul, karena aku tau karna Ihsan sahabat baik Ardi . Tapi aku tak bisa menyimpan rasa ini lama-lama , karna semakin lama, semakin sakit hati ini memendam rasa.
Sore itu sepulang kuliah aku berniat mengutarakan perasaan ku pada Ihsan , aku mengirimnya sms untuk menemui ku di kape, dimana kita slalu kumpul .
Saatnya tiba , aku sungguh tak tau apa yang harus ku perbuat, tapi ku coba ungkapkan semuanya.
Aaku melihat Ihsan sudah duduk di bangku paling pojok, tempat biasa kita duduk, aku mendekatinya, dengan perasaan yang berbeda tak seperti biasanya , yaa karna biasanya aku menemuinya dengan Ardi, tapi kini hanya aku dan Dia .
"Ekh ada apa nih Lis, ajak aku kesini , mau traktir aku ya !" Candanya .
"Iii.yaaaa, sekaligus ada yang mau aku omongin ." Jawab ku terbata-bata.
"Biasa aja kali, ngomong nya jangan grogi gitu , biasa ngomong sama orang cakep sih ." Candanya lagi.
"Beneran ii, aku serius ." Bentak ku .
"Yee, elah gitu aja marah, jelek loh kalo marah , ." 
"Biarin." Jawabku kecut .
"Yaa , udah aku minta maaf , ngomong-ngomong apa yang mau kamu omongin ? Jadi penasaran nih." Tanya nya.
"San, tapi kamu jangan marah ya, kamu jangan berpikir macam-macam. Padaku ." Tatapku padanya.
"Iya aku gak akan marah, " Ihsan mulai serius mendengarkan ku.
"San aku sebenernya malu, sungguh malu aku tak tau harus ngomong apa, aku tau kamu temen baiknya Ardi , tapi aku tak bisa membohongi perasaanku. Kalao aku suka kamu." Aku menundukan kepala . 
Suasana hening sejenak, seketika Ihsan menggenggam tangan ku , aku kaget dan aku langsung menatapnya. 
"Lis, apa yang kamu katakan itu benar ? " Ihsan kembali menatapku tajam .
"Bener san, aku tak bisa membohongi perasaan ku Lagi ." Jawab ku .
"Aku juga cinta kamu Lis , " Ihsan mendekatiku dan duduk di sebelahku sambil merangkulku.
"Benarkah itu ? "
"Iya" jawabnya.
Aku pun bahagia sekali aku merebahkan kepalaku di pundaknya,, ------------
Aku pun merahasiakan hubangan ku bersama ilham dari Ardi. Seringkali aku memarahinya jika terlambat menjemputku , atau pun melakukan kesalahan yang memang itu kesalahan sepele , aku slalu membesar-besarkan nya.
Tapi dy begitu sabar, sering kali dy perhatian padaku, tak pernah aku melihatnya begitu marah padaku . 

Satu bulan pun berlalu,
Aku menjalani hubungan bersama Ihsan, dan aku pun semakin menjadi-jadi pada Adri, sering kali aku meminta putus darinya, tapi dy slalu memohon-mohon untuk tidak memutuskan nya, apa boleh buat aku pun tak memutuskan nya, sekarang dy sudah seperti supir pribadiku saja .
Tapi Ihsan jauh lebih beda dari Adri, ihsan slalu memarahiku tanpa sebab, sering kali aku melihat handphon nya. Dan banyak sekali sms yang masuk dari wanita lain, jika di tnyai soal itu Ihsan pasti memarahiku. Aku hanya diam karna aku cinta Dia.
Sudah 1 minggu aku tak melihat ardi , dy juga udah tak lagi menjemputku. Nombernya pun aku hubungi tdk aktiv. Di kampuspun aku tak pernah melihatnya, aku pikir dy menyerah dengan semua yang tlah aku lakukan padnya.
Tapi setelah 2 minggu tak ada kabar darinya, aku sungguh merindukan nya. Tak ada Ardi yang memanjakan ku, tak Ada lagi yang slalu menjemputku . Sungguh hampa hati ini . 
Siang itu , aku bergegas pulang setelah mata pelajaran kuliah ku selesai. Saat aku melewati parkiran aku Melihat Ihsan membonceng seorang perempuan . 
"Ihsan ." Aku berteriak mendekatinya.
"Siapa dia Ay," tnya cewe itu .
"Eh Lis, oh ya say, kenalin dia Lisa pacar teman ku Ardi ." Teganya.
"Owh Ardi temen sekelas kamu itu yaa, Aku Indah pacarnya Ihsan ." Cewe itu mengulurkan tangan nya. 
"Lisa." Jawabku .
"Lis kita pergi duluan ya." Jelas Ihsan sambil pergi dari hadapanku , dy benar-benar keterlaluan. Dy tak menganggap aku sebagai pacarnya.
Sakit sungguh sakit hati ini , ingin aku berteriak sekeras mungkin, ternyata aku salah memilih cinta .
Hari itupun juga aku mengingat Ardi , aku berlari dan menyetop tax-xi ,aku pergi ke rumah Ardi .
Sesampainya dirumah ardi aku melihat mobil nya ada di garasi rumah nya.
"Ardi pasti ada di rumah, " pikirku . 
Akupun memencet bell rumah Ardi , dan aku tau jelas yang membuka pintu nya, mbo surti, pembantu di rumah Ardi .
"Bi , Ardi nya ada kan ." Tanyaku . 
"Anu non, anu.. Mas Ardi gk ada ." Jawab mbo Surti terbata-bata.
"Kemana Bi ? " Heran ku.
"Sebentar yaa." Mbo surti pergi kedalam rumah dan kembali dengan membawa sebuah surat .
"Non, mas Ardi cuman nitip surat ini buat Non, ." Jelas mbo surti .
"Emang ardinya kemana sih bi ?." Panik ku .
"Udah baca aja, nanti non juga tau ." 
"Ya,bi aku pergi dulu ya bi, sampaikan pada Ardi kalau aku kesini ."
"Ya Non, nanti bibi sampaikan."
Akupun pergi meninggalkan rumah ardi dan menuju kape . Sesampai nya aku pun duduk dan langsung membuka surt dari Ardi , 

Dear Lisa ku yang manis dan Manja .

Lis, maafkan aku jika selama ini kamu denganku tak merasa bahagia. Dan maafkan aku , aku tlah memaksa kamu untuk tidak memutuskan ku. Aku tau Lis , kamu mencintai Ihsan dan aku tau kalian menjalani hubungan di belakangku, sungguh hati ini sakit sekali . Ingin aku menghajar Ihsan , tapi aku tau dy teman ku dan dy juga lelaki yang dicintaimu . Sungguh aku tak mau melakukan nya. Lis, aku sekarang sudah merestui hubungan kalian , aku bahagia jika kamu bahagia.
Aku tak mau memaksakan lagi hubungan kita , aku tetap mencintaimu, seperti semenjak kita ketemu. Biarkan Cinta ini terpendam, dan tak bisa terbalaskan.
Dan aku sekarang berniat kuliag di luar Negri , jadi maaf aku tak mengabari mu sebelumnya . Maafkan aku yang tak bisa membuat mu bahagia , 

Yang slalu mencintaimu , Ardi 

------
Air mata ku mengalir ,, aku seperti wanita bego , sudah ada laki-laki yang benar menyayangi ku, aku malah sia-sia ka nya.
Aku pun pergi kerumah dan memasuki kamar, sunggu aku telah salah memilih . Kau memang lelaki terbaik Ardi.
Akupun bangun dan segera membuka laptopku, aku pun mengirim e-mail pada Ardi.

" Ardi kenapa kamu tinggalkan ku, 
Maafkan aku Ardi aku yang salah, aku tak pernah melihat ketulusan hatimu , aku telah salah memilhih , Ihsan bukan lah cwo yang baik, ardi maafkan aku, aku ingin kembali padamu sungguh . Harus nya aku memilih Kau , bukan dia . "

Setelah satu jam aku menunggu balasan darinya, akhirnya Andri membalas e-mail ku .

" Lisa aku sudah memaafkan mu, tak pernah aku membencimu, yaa terkadang cinta salah mengartikan, dan terkadang cinta memang menyesatkan . Tapi Lisa maaf tidak untuk saat ini , aku akan kembali padamu tapi nanti , setelah kuliah ku selesai, aku harap kamu akan menunggu ku ."

" Ya Ardi aku akan menunggumu, karna aku Tau Kau memang yang terbaik untuk ku . "

Akupun hidup dalam penantian Cinta Indahku .
Arin dan Doni adalah pasangan yang sangat serasi , kemanapun Arin pergi pasti saja Doni ada. Tapi Latar belakang lah yang memisahkan mereka , Arin adalah Anak dari seorang pengusaha ternama, sedangkan Doni hanya seorang biasa, yang lahir dari golongan biasa juga dan kehidupan'y Sederhana.

Hari itu doni berniat untuk melamar Arin, Arin sudah mengutarakan maksud Doni pada kedua orang tua'y, tapi Orang tuanya tak menujui hubungan mereka.
"Bu tolong restui kita Bu , arin mohon ", bela arin.
"Tidak, dia tidak sepadan dengan kita , seharus nya kamu malu rin ." Bentak mamah.
" Arin tidak malu mah , skarang Doni mau ngelamar arin, doni mau kesini, Arin mohon lihat lah dulu Doni, dy baik mah." Jelas arin.
"Sekali tidak tetep tidak." Mamah masih kekeh.
"Tokkk...tokk...tok.. ( Suara pintu rumah arin, dan yang pasti itu adalah Doni ) mamah Arin langsung berlari keluar melihat siapa yang datang,
"Kamu ,, " mamah kaget dengan kedatangan Doni.
"Tante ." Smbil mengulurkan tangan nya untuk bersalaman.
"Apa-apa.an kamu ini, mau ngapain kamu kesini ? Jangan ganggu anak aku lagi, dia akan segera menikah dengan cwo kaya, gk miskin seperti kamu." Mamah Arin mendorong Doni sehingga doni jatuh d lantai,
"Don " arin ingin menghampiri doni tapi, arin di pegang sama ayahnya.
" Tante ijin kan aku untuk bahagia.in arin tante , aku janji aku akan berusaha ,, aku emang orang miskin tante tapi aku akan bekerja keras untuk arin ," tutur Doni sambil bersimpuh di kaki mamah arin, tapi apa yang di perlakukan mamah Arin , dy menendang Doni dan menutup pintu rumah nya .
Doni pulang dengan perasaan kacau, dia terngiang-ngiang akan perkataan orang tua arin yang bahwa doni hanya orang Miskin.


1 minggu kemudian doni mendapat kabar bahwa dia mendapat beasiswa untuk kuliah keluar negri , kuliah yang putus d tengah jalan dy bisa meneruskan nya kembali, hari itu juga Doni ingin segera menemui arin, dan yang kelak pasti dy akan menjadi sukses .
Tapi apa daya yang di temui Doni, setelah berada d rumah arin, dy melihat Arin sedang duduk di pelaminan bersama orang yng dy tak kenal,, sakit sungguh sakit hati Doni sekarang ini, dy pulang dengan perasaan hampa, dy mencoba untuk melupakan arin,,

3 tahun kemudian benar saja Doni menjadi seorang pengusaha sukses , sekarang Doni bukan Doni yang miskin lagi, dan dy sudah memiliki seorang istri dan seorang anak laki* mungil .
Doni pergi bersama keluarga jalan* untuk berbelanja ,, waktu Doni akan kekasir , di situ menggerumbung banyak orang, Doni pun menghampirinya ,
"Astaga Arin,, " Doni Kaget melihat Arin tengah di maki-maki banyak orang .
"Maaf ada apa ini ? " Tanya Doni.
"Ini Perempuan maling, dy mau nyopet dompet aku ." Ujar seorang perempuan .
"Maaf bu, mungkin ibu salah paham dy sodaraku. Apakah ada uang yang kurang di dompet ibu, kalo ada saya akan ganti ." Jelas doni.
"Gk ada , ." Ibu itu pergi begitu saja .
"Arin apa yang terjadi Rin , kenapa kamu jadi Gini ." Tanya Doni.
" Doni , aku jatuh miskin, ternyata suami ku itu orang jahat dy cuman ingin ngincer harta papah, sekarang kami jatuh miskin, aku gk tau harus berbuat apa untuk bisa makan, jadi aku lakuin ini ," jelas arin.
"Kamu tinggal dimana sama orang tuamu sekarang ." Tanya doni ,
" di kontrakan yng juga tak layak untuk di tempati , " jawab arin.
"Ayo kita kesana Rin ." Doni mengajak arin ketemu dulu sama istrinya dan juga sekalian di kenalin .
" Mah , mamah sama ade naik taksi aja yaa gk apa ? Papah mau nganterin temen papah , .
" Iya pah gk apa-apa, hati-hati ya pah " jawab istri Doni.

Sesampai di Kontrakan Arin doni langsung ketemu mamahnya arin.
" nak doni maafin tante yaa nak ? Seharus nya tante tidak boleh berbuat begitui dulu padamu." Mamah arin menangis ,
"udah lah Bu gak papa,, semua nya udah terjadi .".
" Nak sekarang kamu boleh ambil Arin," jelas mamah arin.
" Maaf Bu sekarang gak bisa , Doni sudah punya istri dan anak ." Jelas Doni, mamah arin tanpak kecewa, tapi apa nasi sudah jadi bubur, dan doni pun memberi rumah untuk mereka tempati, arin pun sekarang bekerja di perusahaan Doni. .

Note : Jangan lah memandang dulu jelek seseorang, sebelum tau dirinya, dan ingat lah dunia ini berputar , juga kehidupan .

Wednesday, February 6, 2013

Panggil saja namaku monic,ini hanya sebagian dari kisah hidupku,terkadang aku berpkir msih adakah cinta untukku dr seorang laki2 yang aku cinta dan aku sayangi,dia biasa2 saja,dia tdk tampan,dia tdk kaya namun aku sadar cinta tak mengenal itu semua.Andai saja
dia tahu berapa berharapnya aku ingin hdup berdmpingan selamanya dengannya,menghabskan hari2ku dengannya namun semua itu terjadi tdk seperti yang aku harapkan,cinta dan sayangku tdk seperti yang aku harapkan melainkan berakhir dg rasa sakit yang ia tingglknDengan berjalannya waktu aku semakin sadar bahwa dia egois,dan apapun yang aku lakukan selalu salah di mata dia,awalnya aku belajar tuk mengerti dia krn ku sadar manusia tdk ada yang sempurna karna ku sadar akupun jauh dari kesempurnaan krn ksempurnaan hanya milik allah semataDan rencana aku menikah dengan dia yg sudah ada di depan matapun harus kandas,pdahal hub aku dengan dia akan menikah sudah di ketahui oleh orang tuaku,teman2ku dan tetangga2u,apa yang akan aku jwb ketika mereka bertanya kenapa aku tdk jadi menikah? Akupun harus siap dengan cibiran orangPada saat aku ptus darinya aku menangis dan merasa tuhan tidak adil,kmudian aku isi hari2ku dg kesibukan yang positif,aku lebih dekat lagi dg allah yg selama ini sudah lama aku jauh darinya,di setiap shalatku tak hentinya aku meminta kepada allah untuk di berikan kesabaran utk menerima semuanya iniDan dengan pertolongan allah lambat laun aku bisa menerima semua ini dan aku yakin allah telah menyiapkn jodoh untukku yang manpu membimbingku di jalan allah,dan aku sadar ini semua sudah kehendak allah,dan kini aku bisa tersenyum kembali meskipun tanpa dia bahkan sekarang aku bias jauh lebih baik tnpa dia,dan aku sadar cinta tak harus memiliki

Seperti biasanya, sepulang dari sekolah, Bela mengajak beberapa temannya untuk mampir ke rumahnya. Mereka pun langsung masuk ke dalam kamar Bella tanpa menemui Ayah Bela yang sedang terbaring lemas di ranjang. Lalu, Bella memilih kaset dan memasukkannya ke
dalam tape radio serta menyetelnya dengan suara yang cukup keras. Mereka sangat menikmati musik tersebut tanpa mempedulikan ayah Bella yang sedang sakit. Karena tak tahan dengan kelakuan Bella dan teman-temanya, Ganis, kakak Bella pun keluar dari kamar ayahnya dan menuju ke kamar adiknya itu. Pintu kamar yang tak terkunci itu pun langsung didorongnya dengan wajah kesal.

“Bella!! Kecilin suara musiknya dong!! Ayah kan lagi sakit! Sudah pulang enggak salaman dulu sama ayah, sekarang kamu malah buat kegaduhan!”, bentak Ganis.

"Dia itu bukan ayah kita, kak! Lagi pula, dia aja enggak protes, kok malah kakak sich yang protes!?”, sahut Bella melawan bentakan Ganis.

"Kakak tahu! Dia memang bukan ayah kandung kita, tapi dia sudah lama tinggal sama kita dan berusaha untuk menjadi ayah tiri yang baik. Jadi, kamu harus menghormati dia juga dong Bel!!", kata Ganis menasehati adiknya.

"Ayah kamu lagi sakit, Bel? Pantasan, tadi dia enggak ngajar matematika. Kok, kamu enggak bilang sich Bel?! Kita jenguk ayah kamu aja yuk!?", sela seorang teman Bella.

"Jenguk aja sendiri!!", tolak Bella langsung mengusir teman-temannya dan mengunci rapat pintu kamarnya.

"Bella!! Kamu kok gitu sich!? Jangan egois dong!!", tambah teman Bella yang lainnya.

"Biarin aja! Udah sana, kalian jenguk aja tuh guru kesayangan kalian! Aku mau sendirian aja di kamar!!", bentak Bella.

Tak terdengar balasan dari balik pintu kamar Bella yang terkunci. Ganis beserta teman-teman Bella pun berjalan menuju kamar ayah tanpa mempedulikan Bella.

Pukul 20.00 WIB, waktunya makan malam bersama di rumah Bella. Namun, Bella enggan keluar dari kamarnya. Sudang dipanggil berkali-kali, ia tetap saja mengurung diri di kamarnya. Ini memang sudah menjadi kejadian yang lumrah di rumah Bella. Semenjak ayah kandungnya meninggal meninggal dunia dan digantikan oleh ayah tirinya dua tahun yang lalu, sikap dan sifat Bella menjadi berubah. Ia tak mau mengganggap ayah tirinya sebagai ayah, apalagi untuk memanggil "Ayah", terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Padahal, ayah tirinya bukan monster seperti yang ada di televisi-televisi. Ayah tirinya termasuk orang yang baik dan sabar dalam menghadapi tingkah laku Bella.

"Kok, enggak dimakan Yah?”, tanya Ganis yang mendapati ayahnya sedang termenung meratapi makanan yang ada di piring.

"Ayah mau nunggu Bella, Nis", jawab ayah dengan suara parau. “Bella enggak akan keluar Yah! Udah, ayah makan duluan aja ya?! Nanti, kalau dia udah mulai kelaparan juga keluar sendiri”.

“Iya, ayah makan aja duluan. Biar cepat sembuh. Nanti, makanan Bella biar bunda yang antar ke kamarnya”, tambah bunda.

Mereka pun melahap santapan makan malam tanpa kehadiran Bella. Seusai makan malam, bunda mengantar makanan ke kamar Bella.

“Bella . . . ini bunda antarkan makan malam kamu. Kamu pasti sudah laparkan?”. Tak terdengar sedikit jawabanpun dari mulut Bella.

Aku ambil makanannya enggak ya?? Malas akh!! Nanti aku ambil sendiri aja di ruang makan. Pokoknya, kalau aku lagi marah, enggak boleh tanggung-tanggung, harus seharian. Kalau perlu sampai besok! Biar om-om itu nyadar, kalau kehadirannya di sini cuma ngerepotin keluarga aku.

“Bella!?”, seru bunda.
“Aku udah kenyang bun! Aku enggak mau makan!”.
“Ya sudah”, sahut bunda singkat.

Sekitar tengah malam, perut Bella mulai keroncongan. Bella pun mengendap-endap keluar dari kamarnya menuju ke ruang makan. Dibukanya tudung saji yang tertutup rapi, namun hanya terdapat nasi dan telur dadar. 

“Lauknya kok cuma telur dadar sich? Bunda enggak masak atau lauk yang lainnya udah pada habis . . .?!”, tanya Bella pada dirinya sendiri.

“Kamu lapar juga, Bel!?”, kaget bunda dari belakang. “Udah enggak!! Habis, lauknya cuma telur dadar sich!!”. “Bunda tadi enggak sempat masak, Bel. Soalnya, bunda harus jagain ayah kamu. Tadi, suhu tubuhnya tinggi lagi. Lagi pula, uang bunda sudah tinggal sedikit”, ujar bunda.

“Dia lagi-dia lagi!! Heran ya, kok pada ngebelain dia semua sich?! Dipelet kali ya!!?? Lagian, sakit-sakitan terus sich!! Jadinya ngabisin uang bunda dech! Kalau jadi guru honorer tuh, harus rajin ngajar! Jangan tiduran mulu!!”, ejek Bella.

“Bella!! Kalau ngomong tuh dipikir-pikir dulu ya!? Jangan asal nyeplos aja!!”, bentak bunda.

Bella pun berlari meninggalkan bundanya menuju kamar dan membanting pintu kamarnya dengan sekuat tenaga. Bunda sudah tidak tahu harus bagaimana lagi menasehati putri bungsunya itu. Seisi rumahpun terkejut mendengarnya. Ganis langsung keluar dari kamar dan menghampiri bunda. Bunda menangis dalam dekapan Ganis.

“Udah, bunda jangan nagis lagi ya . . . ?! Bunda kan tahu sendiri bagaimana sikap Bella sekarang ini. Dia udah enggak seramah dulu lagi. Berubah drastis bun . . .”, kata Ganis.

Bunda melepas dekapan itu. “Ya sudah, bunda mau mengecek kondisi ayah kamu lagi ya . . .?!”.
"Iya"
Kemudian, bunda dan Ganis pun kembali ke kamarnya masing-masing.

“Bella marah-marah lagi ya, Bun? Pasti gara-gara ayah. Saya memang bukan ayah yang baik buat Bella. Saya sudah merepotkan kamu. Besok, saya akan mengajar lagi. Saya tidak mau kalau gaji kamu habis untuk membeli obat saya”, kata ayah dengan suara pelan.

“Ayah enggak boleh bilang kayak gitu. Lebih baik ayah istirahat dulu, mengajarnya cuti saja”. “Besok saya tetap akan mengajar”, kata ayah mantap.

Tiga hari sudah, ayah tidak mengajar matematika di SMU di mana Bella bersekolah. Setelah kejadian semalam, ayah pun memaksakan diri untuk pergi mengajar, walau kondisi kesehatannya belum pulih benar, saat mengajar di kelas Bella, Bella menunjukkan paras yang tidak senang atas kehadiran ayah tirinya itu. Bella memang tak pernah memperhatikan ayahnya ketika menjelaskan pelajaran. Sepulang sekolah, Bella mencoba menyetir mobil milik temannya di jalan yang cukup sepi. Kerena belum terbiasa menyetir mobil, pandangan mata Bella kurang fokus ke depan. Tiba-tiba ada seorang bapak sedang melintas menggunakan sepeda motor butut. Bella yang menyetir sambil berbicang-bincang dengan teman-temannya itu, tiba-tiba hilang kendali dan akhirnya,

PLASH..... sepeda motor itu ditabraknya. Bella dan teman-teman pun keluar dari dalam mobil. Mulut Bella bagai gawang yang kebobolan bola. Ia terkejut, ternyata orang yang ditabraknya tak lain adalah ayah tirinya sendiri. Bella panik bukan main dan langsung melarikan diri.

"Bella!! Dia ayah kamu! Kamu harus bawa dia ke rumah sakit, Bel!!”, teriak salah seorang teman Bella.

“Aku takut!! Nanti kalau aku ditangkap polisi gimana?!”.

“Bel, kamu harus tanggung jawab dong! Dia itu ayah kamu, Bel!! Kamu enggak akan ditangkap polisi kalau kamu bawa dia ke rumah sakit!”.

“Dia bukan ayah aku!! Aku enggak mau bawa dia ke rumah sakit!”, tolak Bella.

“Dia emang bukan ayah kandung kamu! Tapi dia tetap ayah yang harus kamu sayangi, Bel . . . Dia mungkin juga bukan ayah yang terbaik bagi kamu, pti dia udah berusaha untuk menjadi yang terbaik buat kamu dan keluarga kamu! Kami ngeliat ketulusan dari mata dia kok, Bel! Kalau beliau itu sayang sama kamu. Dia ayah kamu! Dan dia juga guru kita! Kalau dia enggak tertolong lagi, kita enggak bisa ngerasain enaknya belajar matematika lagi, Bel! Sadar dong Bel!!”, nasehat temannya.

Mendengar nasehat temannya itu, hati Bella luluh. Di lubuk hatinya yang terdalam, di memori pikirannya yang jauh, Bella memikirkan kebaikan ayah tirinya itu. Dari kesabarannya, kebaikannya, keikhlasannya, dan ketabahannya dalam menghadapi Bella. Dengan cpat, Bella dan teman-temannya membawa ayah ke rumah sakit terdekat. Bella langsung menghubungi bunda dan kakaknya. Bunda, Bella, Ganis, dan teman-teman Bella khawatir dengan keadaan pasien itu. Dokter pun langsung menangani ayah dengan serius. Beberapa jam kemudian, dokter keluar dari ruangan untuk memberitahu keadaan ayah. Dan ayah pun sudah tersadar. Mereka semua masuk ke dalam ruangan untuk menjenguk ayah. Bella berlari dan memeluk hangat tubuh ringkih ayahnya seraya meneteskan air mata yang sempat tertahan di bola mata indahnya.

“Maafin Bella ya, Yah!? Bella enggak sengaja nabrak ayah”, jujur Bella.

Bellla yang awalnya tidak mau bercerita dengan keluarganya, akhirnya menceritakan kejadian yang sebenarnya. Awalnya, bunda ingin mengusir Bella, namun ayah mencegahnya.

“Bel, ayah senang . . . kamu sudah bisa panggil saya ayah. Ayah ikhlas ditabrak kamu, asalkan akhirnya kamu bisa menerima dan panggil saya dengan sebutan ayah”. Sebegitu besarnya pengharapan ayah kepadaku!? Aku emang jahat banget ya!?  kata Bella dalam lubuk hatinya.

“Ayah harus lekas sembuh, ya!? Biar bisa ngajar matematika lagi”.
“Iya, nak . . .”.

Bella seperti tak ingin lepas dari pelukan ayahnya itu,. Bunda dan Ganis pun memeluk ayah dan Bella. Tak lama berpelukan, Bella pun melepaskan diri dari dekapan keluarganya itu.

“Bella janji, Bella akan panggil ayah sekarang dan sampai kapan pun juga. Aku udah lama enggak ngucapin kata ayah. Aku kangen sama sosok seorang ayah. Maafin Bella ya, Yah!?”.

“Kamu enggak perlu minta maaf. Ayah sayang sama kalian. Ayah akan berusaha untuk menjadi seorang ayah yang terbaik buat keluarga ini, khususnya untuk kamu dan kakak kamu. Walau mungkin, ayah enggak akan pernah bisa untuk menggantikan ayah kandung kalian”. Bella dan Ganis menjabat erat tangan ayahnya.

“Bella sayang sama ayah. Maafin Bella, Yah!?”, ucap Bella sekali lagi.
“Kami juga sayang sama pak guru!! Hehehehehe . . .”, tambah teman-teman Bella.

Ayah dan bunda hanya tersenyum lega. Akhirnya, Bella tersadar juga, bahwa betapa sabarnya sang ayah untuk menantinya menyambut ayah tirinya. Sekarang dan seterusnya, Bella akan memanggil “ayah” kepada ayah tirinya dan hidup bahagia bersama keluarganya. Wala memang, ayah itu bukan ayah kandungnya.

“Sekali lagi, maafin Bella, Yah!?!”.